Desa wisata Tenganan, terletak di Kabupaten Karangasem, Bali, adalah salah satu desa Bali Aga yang masih mempertahankan adat dan budaya asli Bali. Desa ini terkenal dengan tradisi unik dan kain tenun gringsing yang langka. Terletak di kawasan pegunungan, Desa Tenganan menawarkan keindahan alam yang memukau serta kekayaan budaya yang menarik untuk dijelajahi oleh para wisatawan.
Keunikan Desa Tenganan tidak hanya terletak pada keindahan alamnya, tetapi juga pada kehidupan masyarakatnya yang masih sangat kental dengan tradisi leluhur. Desa ini menjadi salah satu tujuan wisata budaya yang populer di Bali, di mana pengunjung dapat merasakan langsung kehidupan masyarakat Bali Aga yang autentik.
1. Sejarah dan Asal Usul Desa Tenganan
Desa Tenganan memiliki sejarah yang kaya dan merupakan salah satu desa tertua di Bali. Menurut legenda, desa ini di di rikan oleh Dewa Indra, dan masyarakat Tenganan di anggap sebagai keturunan langsung dari dewa tersebut. Desa ini di kenal dengan sebutan Bali Aga, yang berarti "Bali asli," karena mereka masih mempertahankan tradisi dan adat istiadat yang telah di wariskan secara turun-temurun.
Asal usul nama Tenganan di yakini berasal dari kata "tengan" yang berarti tengah. Nama ini menggambarkan letak geografis desa yang berada di tengah-tengah pegunungan, serta peran sentral desa dalam menjaga tradisi Bali kuno.
2. Tradisi dan Adat Istiadat Desa Tenganan
Masyarakat Desa Tenganan sangat menjunjung tinggi tradisi dan adat istiadat mereka. Salah satu tradisi unik yang masih di jalankan adalah Perang Pandan atau Mekaré-kare, sebuah upacara yang melibatkan pertarungan simbolis menggunakan daun pandan berduri. Upacara ini di adakan untuk menghormati Dewa Indra dan mempererat hubungan antarwarga desa.
Selain itu, desa ini juga memiliki sistem sosial yang unik, di mana perkawinan hanya di perbolehkan di antara sesama warga desa. Hal ini bertujuan untuk menjaga kemurnian budaya dan adat istiadat Tenganan.
3. Kain Tenun Gringsing: Warisan Seni yang Langka
Desa Tenganan terkenal dengan kain tenun gringsing, salah satu kain tenun tradisional Bali yang sangat langka dan bernilai tinggi. Proses pembuatan kain gringsing sangat rumit dan memakan waktu bertahun-tahun. Kain ini di tenun dengan teknik dobel ikat, di mana benang-benang di ikat dan di warnai sebelum di tenun menjadi kain.
Kain gringsing tidak hanya indah secara visual, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam. bahan ini sering di gunakan dalam berbagai upacara adat dan di anggap memiliki kekuatan magis untuk melindungi pemakainya dari roh jahat.
4. Keindahan Alam dan Wisata Alam
Terletak di kawasan pegunungan, Desa Tenganan menawarkan pemandangan alam yang memukau. Keindahan alam desa ini meliputi hutan lebat, sawah terasering, dan aliran sungai yang jernih. Pengunjung dapat menikmati trekking di sekitar desa untuk mengeksplorasi keindahan alamnya yang masih asri dan belum terjamah oleh pembangunan modern.
Selain trekking, desa ini juga Ada berbagai kegiatan wisata alam seperti bersepeda dan menikmati keindahan matahari terbenam dari puncak bukit.
5. Festival dan Acara Budaya
Desa wisata Tenganan secara rutin mengadakan berbagai festival dan acara budaya yang menampilkan kekayaan tradisi lokal. Acara yang paling di nantikan adalah Festival Usaba Sambah, yang berlangsung selama sebulan penuh dan melibatkan berbagai upacara adat.
Festival ini menjadi ajang untuk melestarikan tradisi, tetapi menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin merasakan langsung kehidupan masyarakat Bali Aga. Selama festival, pengunjung juga dapat melihat berbagai pertunjukan tari, musik, dan upacara keagamaan yang mencerminkan kekayaan budaya Desa Tenganan.
Berikut adalah video yang berkaitan :